Rabu, 30 April 2008

Pilih-pilih sekolah

Mumpung menjelang tahun ajaran baru, mau kasih tulisan buat orang tua murid nih dalam memilih sekolah. Akhir-akhir ini memang lagi nge-trend banget sekolah berlabel ‘national plus’, ‘international’, ‘bilingual’ dan yang sejenisnya. Ciri-cirinya yang kasat mata pasti gedungnya yang super megah, uang bayaran yang selangit, fasilitas yang (katanya) berstandar internasional, guru-guru yang (katanya) berstandar internasional, dan kurikulum yang (katanya) kurikulum internasional.
Nah ini yang harus dicermati para orang tua, karena ga selamanya sekolah megah dan bayaran yang mahal menjamin bahwa sekolah itu bagus. Dalam artian, banyak koq sekolah mahal semacam itu yang ternyata mutunya ga lebih bagus dari SD inpres di kecamatan.
Panduan utama dalam memilih sekolah adalah kualitas guru yang ada di sekolah itu, jangan Cuma terpana melihat guru ‘bule’ yang seliweran, tapi harus dicari tahu juga background si bule yang bersangkutan. Ada loh sekolah mahal yang ambil bule dari jalan Jaksa!!
Bule yang berkualitas untuk mengajar di sekolah biasanya memang berasal dari faculty of education or at least dia punya teaching certificate. Selain factor guru bule, perlu diliat juga kualitas guru lokalnya. Karena guru local ga kalah loh dari guru bule. Kami ini para guru produk local juga fasih ngajar dalam bahasa inggris (hehe…promosi). Orang tua perlu melihat latar belakang guru2 lokal ini. Misalnya asal universitasnya, major pendidikannya, dan juga bagaimana dia menangani psikologis anak. Jadi ga Cuma cas cis cus bahasa inggris, tapi guru juga harus menguasai materi yang akan diajarkan dan bisa mengajarkannya dengan baik. Selain factor guru, liat juga kurikulum yang digunakan. Kalau sekolah national plus, biasanya masih pake kurikulum nasional tapi disampaikan dalam bahasa inggris. Ada juga sekolah yang memang pake kurikulum luar. Yang paling banyak sih IB n Cambridge. Ada juga yang pake HSC New South Wales. Apapun itu, kurikulum yang dipake harus jelas panduannya. Nah, terkait dengan dengan kurikulum ini, biasanya ngaruh ke buku-buku pelajaran yang dipake. Kalo kurikulum national, biasanya masih pake buku-buku lokal tapi diperkaya dengan buku-buku luar, paling sering sih terbitan Singapore.
Setelah guru, kurikulum, n buku-buku pelajaran, baru deh liat fisik gedung dan fasilitas. Bukan berarti fasilitas ga penting, tapi itu bukan penentu utama mutu anak-anak kita koq. GURU yang BERKUALITAS jauh lebih penting!!!
Ada contoh nyata niy, Ga perlu sebut nama lah, tapi sekolah ini terletak di pinggiran selatan Jakarta. Dari luar sih, wuih keren banget gedungnya, fasilitasnya (kayaknya) nomor satu lah. Pokoknya bikin orang terpana. Tapi tahukah anda apa yang ada di dalam sekolah tersebut? Perpustakaan ga punya, guru-guru seadanya, maksudnya, guru-guru expatnya (mostly dari salah satu negara di timur tengah) ga jelas latar belakang pendidikannya, kurang menguasai bahasa inggris, n kurang menguasai psikologis anak. Dalam artian, mereka ngajar sekedarnya, ga peduli siswanya ngerti apa ga. Yang lebih parah lagi, beberapa dari oknum ini (hehe..) ga menguasai administrasi kelas, semisal mereka ga bisa bikin lesson plan, syllabus, dan hal-hal semacamnya. Bahkan saat mau pembagian report card, mereka nulis nilai semaunya banget!!! Ga diliat dari proses yang dialami siswa yang bersangkutan. Pokoknya asal deh!!!! Intinya, guru-guru expatnya sebenarnya kurang memenuhi syarat sebagai guru. Koq gw bisa tau siy? Ya tau dwong, kan sempet jadi detektif  Kurikulum yang dipake di sekolah ini juga ga jelas. Mereka pasang slogan ‘national plus school’, berarti pake kurikulum nasional dwong?? Pada kenyataannya, kurikulumnya Cuma kesepakatan dari guru-guru yang mengajar bidang studi tersebut. Yang lebih parah, salah satu guru TK di sekolah itu pernah nanya ke principal,’bu, sebenarnya kita pake kurikulum apa? Cambridge atau national?’ n u what apa jawaban si ibu principal? ‘ya terserah ibu aja lah!’ WHAT? Kurikulum koq terserah? Jadi kalo para gurunya mau ngajarin hal-hal yang asal ke murid bisa banged dwong?? Oia, sekolah ini juga sebenarnya melakukan beberapa pembohongan public, misalnya untuk menarik minat orang tua murid, mereka pasang slogan “juara olimpiade international”, padahal sebenarnya mah ga juga. Ada beberapa hal yang diputarbalikkan lah.
Pada intinya, orang tua murid harus cermat dan jeli. Sekali lagi jangan terpukau sama gedung yang tampak megah dan bule-bule berseliweran. Harus diselidiki sampe ke dalem-dalemnya. Jangan menjerumuskan anak-anak kita hanya karena gengsi. Lebih baik cari sekolah nasional yang sudah jelas mutunya dibandingkan sekolah national plus yang asal-asalan!!!

Tidak ada komentar: